Gambar disamping ini saya ambil dari id.wikipedia.org bagaimana Jokowi membangun keakraban dengan penggiat pelestarian lingkungan. Lontaran pertanyaan seputar Anugerah Kalpataru dari pasangan Capres Prabowo-Hatta pada Debat Capres putaran terakhir (5/7/2014) menunjukkan bahwa sebenarnya mereka tidak punya konsep bertanya. Konsep yang saya maksud adalah kandidat seharusnya bertanya dengan goal yang dapat menguntungkan pihak yang bertanya, tapi nyatanya malah menguntungkan pihak Jokowi-JK.
Jokowi menjawab dengan sangat tepat dan bersifat operasional yaitu penghargaan tersebut sebaiknya ditambah insentif bagi pelaku pelestari lingkungan agar peran aktifnya dapat lebih ditingkatkan dan dikembangkan.
Pak JK sangat cermat membaca pola pikir rivalnya yang tidak paham bahwa Kalpataru diberikan kepada perseorangan atau lembaga non pemerintah. Terutama pak Hatta, dengan yakinnya menyebut DKI Jakarta dan Kota Solo tidak pernah mendapat Kalpataru, langsung disambar oleh pak JK bahwa pak Hatta salah memahami antara Kalpataru dengan Adipura. Akhirnya pak JK tidak mau meladeni sanggahan dari rival yang pemahamannya salah. Buang tenaga saja! Mungkin ini yang ada di hati pak JK.
Pak Hatta lebih terpojok lagi, karena Jokowi menandaskan bahwa Kota Solo pernah mendapat penghargaan Green City dari Kementerian Kehutanan.
Akhirnya Pak Hatta terdiam dan entah apa yang ada dalam perasaannya, tanyakan saja pada rumput yang bergoyang.
0 Response to "Kalpataru dalam Debat Capres"
Posting Komentar